Bupati Soppeng Siapkan Soppeng Jadi Destinasi Utama


Soppeng - Pariwisata adalah jembatan emas untuk memajukan daerah. Dengan memaksimalkan potensi wisata, seorang pemimpin bisa menggerakkan ekonomi warganya secara luas.
Pikiran sederhana itu rupanya menjadi pedoman bagi Andi Kaswadi Razak. Sejak memimpin Kabupaten Soppeng, pada Februari lalu, dia langsung ambil langkah menjadikan wilayahnya sebagai tujuan wisata baru di Sulawesi Selatan.
Wajar saja Kaswadi berpikir seperti itu. Pasalnya, Soppeng memang punya segudang potensi. Alam Soppeng yang dikelilingi pegunungan, dan lembah, sangat dikenal dengan masyarakatnya yang ramah dan terbuka. Ibaratnya, Soppeng adalah Parahiangan di Jawa Barat, terkenal karena kecantikan alam dan keramahan penduduknya.
Beberapa tempat wisata menarik untuk dikunjungi traveler di Soppeng adalah pemandian air panas di Lejja, kawasan wisata air pemandian Ompo, wisata sejarah di makam raja-raja Bugis Jera Lompoe, dan wisata religi di Gereja Katolik Santa Perawan Maria Bunda Pengharapan Suci Soppeng dengan Patung Bunda Maria Pieta.
Selain itu, kota Watansoppeng juga memiliki salah satu keajaiban alam, yakni ribuan kalong yang selalu hinggap di pohon asam di depan keraton kerajaan Soppeng dan Villa Yuliana, bangunan kuno warisan Belanda. Ribuan kalong itu menjadikan suasana langit kota Watansoppeng pada pagi dan sore sangat misterius nan indah.
Kabupaten Soppeng terletak di jantung Provinsi Sulawesi Selatan, berada di sebelah utara 179km dari Kota Makassar. Luas wilayah 1500 km terbagi atas 8 kecamatan, 49 desa, 21 kelurahan, dengan jumlah penduduk 230.744 jiwa. Tidak hanya beberapa kawasan wisata, Soppeng juga kaya dengan hasil tani seperti beras, sutera, dan kakao.
Belum lagi kuliner khas Soppeng yang terasa manis. Masih didukung budaya asli Bugis yang bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk turis.
Visi Kaswadi adalah menjadikan Soppeng sebagai tujuan pariwisata utama di Sulawesi Selatan. Namun, sebagai tahap awal dia akan menyasar para turis yang berpelesir ke Sulawesi Selatan untuk ke Tana Toraja. Selama ini, wisatawan lokal atau mancanegara memang lebih mengenal Tana Toraja dan Pantai Tanjung Bira di Bulukumba, sebagai destinasi utama di Sulaweai Selatan.
Untuk memuluskan misi ini, Pemkab Soppeng pun menggandeng Pacific Asia Travel Asociation (PATA) Indonesia Chapter dan Asosiasi Agensi Tour dan Travel Indonesia (ASITA) ikut mengembangkan dan mempromosikan berbagai potensi wisata yang ada di Soppeng hingga ke mancanegara.
"Padahal dari Bira menuju Toraja, para wisatawan itu bisa mampir di Soppeng," ujar Kaswadi saat berbincang dengan Majalah Industry beberapa waktu lalu.
Sikap Kaswadi yang santai, kadang longgar dengan protokoler. Dia bisa menerima tamu bicara kapan saja. Wawancara dengannya pun dilakukan sambil lesehan sarapan dan nongkrong di kafe.
Falsafah kepemimpinannya sederhana, yakni hadir untuk mengabdi. Meski dia tercatat sebagai ningrat keturunan Raja Soppeng, sikapnya sangat low profile karena berproses dari bawah. Dari bekerja sebagai penjaga biliard, menjual ikan di pelelangan, hingga jadi pengusaha pernah dia lakoni. CV Asnur, perusahaan kontraktor yang dia dirikan menerima order dan proyek dari nilai jutaan hingga kemudian miliaran.
"Orang tua saya berpesan, usahakan kau yang paling terlambat tidur, dan kemudian kau yang pertama bangun. Kemudian kau berdoa, lindungi masyarakatmu," tutur Kaswadi memaparkan cara kerjanya.
Berikut ini petikan wawancara wartawan Majalah Industry, Irvan AF dengan Kaswadi Razak.
Sejak kapan Soppeng dicanangkan sebagai kota wisata?
Saya dilantik Februari, jadi baru memimpin sembilan bulan. Setelah dilantik saya berpikir bahwa yang bisa memajukan soppeng adalah pariwisata. Dengan niat itu saya telepon dinas pertanian dan dinas kebudayaan kami membuat suatu konsep mengenai pariwisata.
Setelah itu kami identifikasi potensi  apa saja yang kami miliki. setelah itu, kami gelar lomba fotografi. Pariwisata di soppeng ini unik. Ada peninggalan purba, budayanya, dan panoramanya hingga wisata bahari pun kita punya danau tempe. Di danau tempe itu ada lempeng pertemuan dua benua, itu juga bisa jadi bahan penelitian.
Ada Lejja, pemandian air panas yang bersumber dari gunung api purba. Di sini tidak ada gunung merapi, tapi air keluar dari celah batu di bawah pohon. Debit air yang keluar terus terjaga. Ke depannya akan kami tata untuk mendatangkan banyak wisatawan Jepang. Kan mereka banyak yang suka onsen. Seperti apa keinginan mereka. Semua selalu ingin yang serba modern, tetapi ternyata tidak dibutuhkan yang seperti itu. Yang tradsisional itu yang dibutuhkan, yang terjaga keasliannya.
Dengan keberadaan kami di PATA dan ASITA ini, akan meringankan langkah kami untuk menata ini.
Targetnya apa, misalkan berapa pemasukan ke daerah?
Bagi saya, target pemasukan ke daerah itu prioritas kedua. Tapi jika pariwisata berkembang, semua akan terlibat. Masyarakat akan merasakan manfaatnya. Misalnya seperti di Lejja sudah ada homestay dari rumah-rumah penduduk. Setelah itu, semuanya akan ikut. Industri kecil, semuanya akan merasakan manfaatnya. perdagangan dan pertanian akan bergerak semua.
Tanggung jawab saya nanti adalah bagaiamana infratrukturnya bagus dan meniciptakan rasa aman. Itu semua saya evaluasi, saya kemas sesuai kebutuhan.
Untuk menarik wisatawan apa triknya?
Pertama jalan. Kedua objeknya itu sendiri harus kita benahi. Karena itu saya butuh masukan. Pemerintah kan tidak masalah, tapi biasa salah. Jangan selera kami yang diutamakan, tanpa mendengar para pihak terkait lainnya. Misalnya para agen perjalanan yang sering mengajak banyak orang berpesiar, itu saya butuhkan. Itu yang akan jadi program saya ke depan.
Biasanya, jalur wisata di Sulawesi Selatan ini, dari Makassar ke Bulukumba atau Pantai Bira lalu ke Tator (Tana Toraja). Dua tempat itu letaknya berjauhan. Nah, ini kan soppeng ada di tengah. Ini yang ingin saya manfaatkan. Jika dari Bulukumba ingin ke Tator, bisa mampir dulu di Soppeng, dengan jalur Bulukumba-Binjai-Bone-Soppeng-Tator. Yang ingin saya arahkan seperti itu.
Jadi intinya saya harus mengikuti pesanan yang sudah ramai. Ingin menyerap pasar wisata yang sudah ada.
Jadi, awalnya ini untuk menyerap animo orang yang akan pergi ke Tator untuk mampir di Soppeng?
Itu salah satunya. Tapi kami sangat berharap Soppeng juga jadi destinasi utama. Kenapa kami yakin begitu, karena potensi kita banyak. Kalau hanya mampir sehari-dua hari tidak akan cukup waktu.
Sejak masuk ke perbatasan Kabupaten Soppeng sudah ada objek wisata panorama alam, lalu ada tempat kelahiran pahlawan Aru Palakka. Ada juga pusat penghasil tembakau di Lirilau. Di sana juga ada peradaban purba, di sungai Walanae. Setelah itu masuk ke kota WatanSoppeng, ada banyak yang bisa dinikmati, seperti Villa Yuliana dan pemandangan kota kalong.
Lalu ada kecamatan Donri-donri, yang terkenal sebagai penghasil sutera. Presiden Suharto pernah ke sini dua kali karena sutera. Ini semua sedang kita kembangkan kembali. Mulai kita bangun perkebunan sutera, dan pohon murbei. Kita juga sedang cari benih ulat yang bagus.
Ada juga rumah adat, danau tempe, dan lainnya. Jadi bisa dibilang sejak masuk soppeng hingga keluar lagi, objek wisata semua. Wisata alam, religi, dan budaya. Ada semua.
Ada juga objek wisata titik tengah Indonesia. Sekarang kita masuk proses finalisasi dan bertanya kepada para pelaku pariwisata. Karena kami takut jika sudah berubah kontur yang ada di situ, nanti tidak menarik lagi.
Selain potensi alam yang sudah ada, festival apa yang juga dikenal di Soppeng?
Soppeng ini salah satu kerajaan tertua di Sulsel. Satu daerah atau kerajaan tertua, pasti ada budayanya. Istilah kita di sini, oni-oni toriolo dengan cole-cole toriolo. Misalnya saja ada seni seperti menari di atas api.
Saya juga kerja sama dengan dandim dan babinsa, tanya ke masyarakatnya ada apa saja. lalu festivalnya kita lombakan. kemarin itu, sampai tujuh hari pelaksanaan itu.
Kita boleh (gelar festival), tapi harus dua kalo kali karena Soppeng ini kerajaan kembar. Karena soppeng pernah kacau tujuh tahun, ada datang penyelamat. Nah, ini pernah digelar festivalnya.
Soppeng dikenal sebagai "Kota Kalong" mengapa lambang daerahnya Burung Kaka Tua?
Menurut legenda, dahulua ada dua raja yang memimpin Soppeng. Kenapa Kabupaten Soppeng lambangnya burung kakak tua, karena burung ini yang mendamaikan dua raja saat terjadi perselisihan.
Mengenai "Kota Kalong", ini juga legenda. Dulu ribuan kalong itu dilarang tinggal di kota, karena bisa menghabisi buah-buahan dan makanan di sini. Tapi kelelawar berjanji, boleh tinggal di kota asal tidak makan buah atau apa saja di sini. Kemudian jika terjadi apa-apa kasih tanda untuk masyarakat.
Makanya jika akan ada musibah di Soppeng, kelelawar ini akan menghilang. Jika sudah menghilang, masyarakat Soppeng bersiap-siap.
Berapa hari pasnya berkunjung di Soppeng?
Tiga hari, dua malam. Kalau kita mau menikmati kehidupan malam di atau danau, bisa semalam di danau tempe. Bisa juga semalam di tengah hutan lindung di pemandian air panas Lejja.
Apakah Anda mengundang swasta untuk ikut berinvestasi di sektor pariwisata Soppeng?
Kita akan kuatkan masyakat dulu, sebelum menerima pemain besar masuk ke sini.
Ada banyak orang Soppeng (urban) yang berhasil, saya akan tarik ke sini. Ada beberapa objek wisata yang kurang berkembang, saya akan tawarkan ke mereka.
Kita banyak potensi di luar. Setiap orang Soppeng akan saya datangi. Termasuk masjid raya ini tadinya terbengkalai, tidak ada dana pemerintah di sini. Masyarakat soppeng yang ada di luar saya datangi. Sekarang sudah miliaran uang masuk ke sini, tidak ada dana pemerintah (untuk bangun masjid).
Bagaimana meningkatkan kesadaran wisata masyarakat Soppeng?
Sebetulnya masyarat Soppeng tidak susah diatur. Itulah kenapa banyak etnis yang masuk ke sini. Selain itu saya akan upayakan mendirikan SMK Pariwisata. Ini salah satu upaya yang prioritas.
Anda kan keturunan Raja Soppeng, apakah misi menjadikan Soppeng kota wisata karena itu?
Oh tidak, saya menginginkan sesuatu yang dapat dikenang oleh masyarakat di masa depan. itulah harapan dan cita-cita saya. Saya hanya ingin berbuat yang terbaik untuk masyarakat.
Dalam sembilan bulan ini, lebih dari sepuluh penghargaan yang kita dapat tapi tidak ada satu pun yang saya terima. Semuanya diwakili. Karena saya punya prinsip, bukan itu yang saya harapkan, meski itu jadi bukti keberhasilan. Tapi yang saya inginkan adalah penghargaan dari rakyat.
Jika tidak salah, bulan ini sudah 16 penghargaan yang diterima Kabupaten Soppeng. Diantaranya prestasi serap gabah, pemberantasan buta aksara, dan fasilitas kesehatan.
Apakah Anda bercita-cita menjadi Bupati sejak kecil?
Saya tidak pernah bermimpi. Ibarat air mengalir aja. Karena pada saat sekolah, setiap tahun saya pindah sekolah. karena kalo tidak pindah, saya tidak naik kelas. Saya pernah sekolah di Mamuju, Enrekang, dan Makassar.
Saya kurang lebih empat tahun jadi penjaga bilyar. Saya pernah jadi penanggung jawab bilyar. Saya pernah juga tinggal di ambon, jadi PNS.
Tapi saya ini kan keturunan raja, lebih baik berkarya di kampung sendiri. Sewaktu kuliah saya usaha jual beli ikan. Ambil dari pelelangan, jual ke eksportir. Setelah itu saya ikut tender proyek kontraktor. Saya berusaha displin dengan usaha saya ini. Agar bisa dipercaya.
Ingin naik ke level lebih tinggi?
Saya tidak, pengabdian saya hanya di Soppeng. Saya sudah niatkan tidak meninggalkan kampung halaman.
Saya pernah Diajak jadi anggota DPRD Provinsi, diajak aktif di partai, saya tetap katakan tidak. Saya sudah niatkan untuk tidak tinggalkan kampung halaman. Kalo provinsi kan sudah banyak yang memikirkan.
Ini adalah periode pertama Anda memimpin. Selain pariwisata, apalagi yang ingin Anda benahi?
Pertanian, ini sangat penting. Selain itu adalah infrastruktur. Jalan, misalnya, semua elemen masyarakat punya kepentingan di situ.
Pertanian di soppeng ini semuanya bagus. Beras, tembakau, semuanya bagus karena kita didukung oleh sumber air yhang bagus. Di sini yang cocok adalah beras merah organik. Kita akan integrasi dengan ternak dan lombok. Unsur kimia masih ada, karena itu perlu proses beberapa tahun.
Anda ingin mengembalikan kejayaan sutera Soppeng, apa langkah Anda?
Sebenarnya itu tidak susah, karena masyarakat sudah terbiasa dengan itu. potensi yang ada, masih ada bekas-bekasnya. yang menjadi kendala saya sekarang ini adalah bibit. Bibit yang cocok adalah bibit dari China, sementara ini saya upayakan impor.
Ada lagi yang unik di Soppeng, yakni durian Soppeng. Uniknya karena jarang di Sulawesi Selatan. Itu kalo di Sulsel musim banyak buah, dia tidak berbuah. tapi kalo di tempat lain tidak musim, baru ini berbuah. Ada juga ayam Soppeng, ayam kampung yang pertumbuhannya seperti ayam potong. Ada juga kambing Soppeng. Sapi juga begitu. Jadi ada empat inovasi.
Anda yakin dalam satu periode kepemimpinan janji Anda tercapai semua?
Ini saja sembilan bulan, beberapa visi misi saya sudah tercapai. Termasuk raskin, saya sudah talangi dengan APBD masyarakat miskin jadi ngga perlu keluar duit. Kemudian beasiswa, saya anggarkan Rp10 miliar. Untuk yang serius mau kuliah S1, S2, dan S3, akan kami biayai.
Target pembangunan jalan 100 km per tahun, tahun ini sudah terlampaui. Yang saya bangun hampir 200km.
Sumber Industri.co.id‎

No comments:

Powered by Blogger.